Filsafat~ Akhir-akhir ini sering terdengar istilah hedon. Saya juga yakin banyak diantara kalian yang sering membaca atau mendengar istilah ini. Atau mungkin malah kalian salah satunya?

Hedon dalam bahasa Yunani memiliki arti kesenangan, sementara Hedonism mengacu pada sebuah aliran filsafat yang mengutamakan kesenangan atau kebahagiaan dan mengesampingkan kesedihan. Aliran filsafat ini banyak dikritik oleh para filsuf karena membuat orang menjadi egosentris dan mengabaikan orang lain, menimbulkan masalah sosial dan mempengaruhi hubungan interpersonal.

Aliran ini berbeda dengan Banyak cabang ilmu filsafat seperti Stoicism, Confusiacm, dan utilitiranism yang lebih fokus pada kontrol diri. Aliran Hedonism justru lebih fokus pada kesenangan diri.

Tapi kenapa sih banyak anak muda yang justru malah menjadi pengikut aliran ini? Yukk baca dibawah supaya bisa belajar lebih banyak

Awal Mula

Aliran filsafat ini sudah muncul sejak tahun 433 Sebelum Masehi. Diawali saat Socrates bertanya apa tujuan dari hidup. Lalu seorang filsuf dari Kirene yaitu Aristippos menjawab bahwa tujuan hidup manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak kecil selalu mencari kesenangan, dan bila tidak mendapatkannya, manusia akan mencari kesenangan lainnya. Pandangan ini kemudian dilanjutkan oleh filsuf Yunani bernama Epikuros. Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alami.

Pandangan Dasar

Kebahagiaan Sebagai Tujuan Utama

Para hedonis menganggap bahwa mencapai kebahagiaan adalah hal yang terpenting dalam hidupnya. Kebahagiaan yang dimaksud termasuk kesenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan sebagai nilai tertinggi. mereka hanya menginginkan kebahagiaan, entah itu sementara atau jangka panjang. Mereka lebih suka berfoya-foya demi memenuhi kebutuhan psikologi mereka. Karena baginya tujuan satu-satunya hidup adalah mendapatkan kebahagiaan.

Pleasure Principle

Ini berarti bahwa seseorang harus mengejar tindakan dan pengalaman yang memberikan kesenangan dan menghindari tindakan yang memberikan rasa sakit. Mereka tidak bisa merasakan hidup dalam kesedihan dan tidak kuasa menahan beban yang memberikan rasa sakit karena itu melawan prinsip mereka yang mengutamakan kebahagiaan.

Kesenangan Terus Menerus

Hedonisme juga mendorong kesenangan berkelanjutan dan mencari cara untuk menjaga dan memperpanjang kesenangan juga pengalaman positif.

Kemajuan Personal

Hedonism tidak selalu buruk, ada kalanya hedonism mengacu pada pengembangan personal dan pencapaian pribadi sebagai sumber kebahagiaan.

Sebagai contoh adalah ketika kamu menginginkan sesuatu entah itu pencapaian hidup seperti pekerjaan yang diinginkan, barang mewah, atau pun yang lainnya. Kamu akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkannya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan diri.

Kritik pada Hedonism

Aliran ini sering dikritik oleh para filsuf karena terlalu mementingkan kesenangan fisik dan kenikmatan jangka pendek. Dan dianggap kurang berkelanjutan serta berisiko. Pencarian kesenangan jangka pendek membuat candu dan membuat kita terjebak pada keinginan untuk bersenang-senang secara terus menerus.

Selain itu para penganut Hedonism cenderung egois. Mementingkan diri sendiri adalah hal yang penting. Mereka tidak ingin repot dengan hal yang bukan urusannya, karena hanya membuang-buang waktu dan tenaga mereka yang diutamakan hanya untuk bersenang-senang. Ikut memikul beban bukanlah tugas mereka.

Namun yang menarik, sang penemu aliran ini yaitu Epikuros justru menganjurkan manusia untuk menjalani hidup secara sederhana. Manusia dianjurkan untuk selalu berada dalam keadaan yang tidak berlebihan. Bagaimanapun juga kesederhanaan adalah kebahagiaan tingkat tertinggi

Sumber sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *