Haloo sobat pinak, Kali ini mimin mau menceritakan atau lebih tepatnya menceritakan kembali sebuah cerpen karya AA Nafis yang berjudul Robohnya Surau Kami. Cerpen ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1956, Buku ini berisi 10 Cerpen, salah satunya yaitu robohnya surau kami.
Menceritakan tentang percakapan antara Tuhan dan Haji Saleh saat di akhirat, Dimana Haji Saleh adalah seorang yang taat beribadah namun Ia malah masuk neraka. Dan kerennya cerpen ini yaa disitu. Dimana saat cerpen lain menceritakan hidup harus diisi dengan ibadah dan sembahyang, namun di cerpen yang satu ini malah menceritakan sebaliknya.
Mimin kepikiran buat artikel ini karena habis nonton vidio bang Ferry Irwandi yang berjudul sama yaitu \”Robohnya Surau Kami\”. Di vidio itu dia juga menceritakan tentang cerpen ini. Habis nonton itu Mimin nyoba cari tau sama cerpen ini karena kepo dikit:v. Ya kepo dikit:v
Oke daripada kepanjangan nih artikel langsung aja Mimin ceritain dengan bahasa sendiri, dan mimin akan kasih pendapat tentang makna dari cerpen ini. Oke langsung Gass baca dibawah ini
Cerpen Robohnya Surau Kami
Tokoh-tokoh dalam cerpen
- Kakek (Garin/Penjaga Masjid)
- Ajo Sidi
- Haji Saleh
Ringkasan Cerpen
Di sebuah kampung hiduplah seorang kakek, garin dari sebuah Masjid di kampung itu. Ia adalah orang yang taat beribadah, setiap hari hidupnya hanya diperuntukkan untuk beribadah, bahkan dia sampai tidak memikirkan tentang pernikahan. Karena dia hanya fokus dengan ibadahnya kepada Tuhan.
Selain sebagai Garin, Kakek juga dikenal sebagai pengasah pisau yang handal. Orang-orang sering meminta tolong untuk mengasahkan pisau mereka. Kakek tidak pernah meminta imbalan, namun orang-orang tetap memberikan imbalan. Jika yang meminta bantuan perempuan maka akan diberi sambal, jika laki-laki diberi rokok atau uang. Namun paling sering kakek menerima senyum dari orang-orang.
Suatu hari datanglah Ajo sidi, Dia adalah serorang pembual yang handal di kampung itu. Hal yang menarik dari bualannya adalah ia selalu menjadikan orang-orang di kampung tersebut sebagai tokoh dari ceritanya. Misal saat ia menceritakan sifat seekor katak, pasti ada saja orang kampung yang sifatnya seperti seekor katak itu.
Ajo sidi mendatangi kakek karena ingin mengasah pisau juga. Saat kakek sedang mengasah pisaunya Ia memulai bualannya. Ajo sidi menceritakan tentang kisah Haji Saleh. Kira-kira seperti ini kisahnya;
Pada suatu waktu, di akhirat Tuhan memeriksa orang orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas disamping-Nya. Di tangan mereka ada daftar pahala dan dosa manusia. Diantara banyaknya orang yang diperiksa, ada satu yang bernama Haji Saleh. Haji Saleh hanya tersenyum saja, karena Ia sudah begitu yakin jika dirinya akan masuk surga. Saat ada orang yang tercebur ke api neraka Dia hanya tersenyum sambil mengejek. Sementara saat ada orang yang naik ke surga Ia melambaikan tangan, seakan memberikan isyarat untuk menunggunya di surga.
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga dia menyembah tuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan pertama
\”Engkau?\”
\”Aku Saleh, tapi karena aku sudah pernah ke Mekkah, maka Haji Saleh namaku\”
\”Aku tidak tanya nama. Bagiku, nama tidak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia\”
\”Apa kerjamu di dunia?\” Tuhan melanjutkan bertanya
\”Aku selalu menyembahmu tuhan\”
\”Lalu?\”
\”Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap waktu aku selalu memuja-Mu\”
\”Lalu?\”
\”Ya Tuhanku, tidak ada pekerjaanku selain beribadah dan menyembah-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-Mu\”
\”Lalu?\”
Haji Saleh tidak dapat menjawab lagi, Ia merasa telah menceritakan semua yang dia kerjakan di dunia. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Ia menangis, namun setiap kali Haji Saleh meneteskan air matanya, langsung kering diusap oleh panasnya api neraka.
\”Ada Lagi?\” Tuhan bertanya
\”Sudah hambamu ceritakan semuanya, Oh Tuhan yang maha besar, lagi maha pengasih dan penyayang\”. Haji Saleh yang sudah bingung mencoba siasat merendahkan diri dan Memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat lembut kepadanya.
\”Sungguh tidak ada lagi yang kau kerjakan di dunia selain itu?\”
\”Ya itulah semuanya Tuhanku\”
\”Masuklah kamu ke neraka\”
Dan malaikat dengan sigap melempar Haji Saleh ke Neraka. Ia tidak mengerti apa yang dikehendaki Tuhan kepadanya. Dia mengira bahwa Tuhan sudah berbuat kesalahan.
Tapi alangkah tercengangnya Haji Saleh bertemu dengan para teman-teman seperjuangan Haji Saleh. Bahkan ada orang yang sampai 14 kali ke Mekkah dan bergelar Syekh. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya kenapa mereka dimasukkan ke neraka. Namun tak ada satupun dari mereka mengerti dengan kehendak Tuhan.
\”Bagaimana Tuhan kita ini?\” Kata Haji saleh, \”Bukankah kita disuruh-Nya untuk taat beribadah dan teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup. Tapi kita malah masuk ke neraka.\”
\”Ya kami juga heran, apakah tuhan sedang berbuat kesalahan?\” Sambung salah satu dari mereka.
\”Ya mungkin saja, kalau begitu kita harus mengingatkan Tuhan, siapa tau Dia salah telah memasukkan kita ke neraka.\”
\”Benar, benar, benar\” Sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.
\”Kalau Tuhan tak mengakui kesalahan-Nya bagaimana?\” Suatu suara melengking di antara kelompok itu.
\”Kita protes, Kita revolusikan kalo perlu\”
\”Setuju, setuju.\” Mereka bersorak ramai-ramai.
Lalu mereka berangkatlah bersama menghadap Tuhan
Tuhan bertanya \”Kalian mau apa?\”
Haji Saleh selaku pimpinan dan juru bicara tampil ke depan, Ia mulai pidatonya; \”Ohh Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang taat beribadah, ygang paling taat menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu memuja-Mu. Tuhanku yang maha kuasa, setelah engkau memanggil kami kesini, engkau memasukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka atas nama orang-orang yang cinta kepada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepada kami adalah surga sebagaimana yang kau janjikan dalam kitab-Mu.\”
\”Kalian di Dunia tinggal dimana?\” Tanya Tuhan
\”Kami adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia Tuhan\”
\”Oh, di Negri yang tanahnya subur itu?\”
\”Ya benar Tuhan\”
\”Tanahnya yang kaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya bukan?\”
\”Benar Tuhan kami. Itulah negri kami\” Mereka mulai yakin bahwa Tuhan telah salah memasukkan mereka ke neraka.
\”Di Negri yang mana tanahnya begitu subur, sehingga tanaman tumbuh tanpa di tanam?\”
\”Benar, itulah negri kami\”
\”Di Negeri dimana penduduknya sendiri melarat? Negeri yang lama diperbudak negara lain? Dan hasil tanahmu, mereka yang mengambilnya?\”
\”Benar Tuhanku, hingga kami tak mendapat apa-apa. Sungguh laknat penjajah itu\”
\”Di Negeri yang selalu kacau, hingga kamu semua berkelahi satu sama lain, sedangkan hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya?\”
\”Benar Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda kami tak mau tau. Yang penting bagi kami adalah menyembah dan memuji Engkau.\”
\”Engkau rela tetap melarat bukan?\”
\”Benar, kami sangat rela, Tuhanku\”
\”Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat bukan?\”
\”Sungguh walaupun kami melarat tapi mereka semuanya pintar mengaji. Kitab-kitabmu mereka hafal diluar kepala\”
\”Tapi mereka sama seperti kamu juga, apa yang dihafalnya tidak dimasukkan kehatinya bukan?\”
\”Ada Tuhan\”
\”Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi satu sama lain, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadah saja, karena beribadah tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya bermal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja? Tidak. Kamu semua harus masuk neraka. Hai Malaikat, Masukka mereka kembali ke neraka. Letakkan di Keraknya!\”
Semua menjadi pucat tak berani berkata apa-apa. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang di ridhai Allah di dunia.
\”Wahai malaikat, salahkah kalau kami menyembah Tuhan di dunia?\” Tanya Haji Saleh
\”Tidak. Kesalahanmu karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di Dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikitpun.\”
Demikian cerita Ajo Sidi kepada Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.
Dan suatu hari Kakek ditemukan meninggal di surau dalam keadaan yang mengerikan. Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur.
Seluruh masyarakat mengurus pemakaman kakek, namun ada satu orang yang tidak ikut mengurusnya, yaitu Ajo Sidi, karena Ajo Sidi sibuk bekerja.
Penutup
Cerpen Robohnya surau kami membantu menyadarkan kita untuk kembali kepada fitrahnya sebagai khalifah di bumi, yang hidup berpasang-pasangan dan menyeimbangkan antara Muamallah ma Allah, Muamallah mu Annas, dan Muamallah mu al Alam.
Banyak dari kita bercita-cita untuk mensukseskan Muamallah ma Allah tetapi seringkali mengabaikan Muamallah ma Annas dan Muamallah ma al Alam. Dan biasanya seringkali ada pembenaran seperti \”Jika ingin masuk sorga dan menjadi hamba Allah, maka beribadahlah sekencang kencangnya\”. Itu benar, tetapi tidak selalu membuat kita melupakan hal yang ada di dunia. Banyak jalan dan cara untuk beribadah serta beramal tanpa harus mengorbankan suatu hal. Ibaratnya seperti banyak Jalan menuju Jakarta.
Okee kurang lebihnya seperti itu inti cerita dari cerpen ini, jika kalian mau baca full bisa cari bukunya atau cari lewat e-book. Semoga bisa menambah ilmu kita untuk hal baik kedepannya. Sekian artikel kali ini Dadahh.